Makna Lagu Seasonal Love – Sean Kingston. Dirilis pada Agustus 2013 sebagai single ketiga dari album Back 2 Life, “Seasonal Love” yang dibantu rapper Wale langsung jadi favorit radio dengan beat midtempo reggae-pop yang santai. Lagu ini naik ke tangga lagu urban di Amerika dan banyak negara, berkat chorus “I need it in the summertime, oh / I need it in the wintertime, oh” yang terasa seperti ajakan musim panas abadi. Tapi di balik nada ringan itu, lagu ini sebenarnya bicara tentang kekecewaan pada cinta yang hanya bertahan sementara—hubungan yang datang dan pergi mengikuti musim, bukan yang tahan uji waktu. BERITA BOLA
Latar Belakang Penciptaan dari Pengalaman Pribadi: Makna Lagu Seasonal Love – Sean Kingston
Sean Kingston, yang saat itu berusia 23 tahun, menulis lagu ini berdasarkan pengalaman asmara nyata yang penuh naik-turun. Ia pernah bilang lagu-lagu di album Back 2 Life lahir dari situasi hidupnya, termasuk hubungan on-off yang membuatnya bertanya-tanya kenapa tak ada yang permanen. Awalnya, Kingston ingin ajak Juicy J untuk kolaborasi, tapi jadwal tak cocok, jadi Wale yang akhirnya ikut. Proses rekaman cepat, tapi liriknya dalam: Kingston ingin ungkapkan harapan sederhana siapa pun untuk punya pasangan yang bisa bertahan lewat musim-musim, bukan cuma saat cuaca bagus.
Makna Lirik yang Campur Aduk Antara Keinginan dan Kenyataan: Makna Lagu Seasonal Love – Sean Kingston
Chorus lagu ini langsung tegas: “I need it in the summertime, oh / I need it in the wintertime, oh / I need it in the spring or fall.” Ini seperti doa untuk cinta yang tak lekang waktu, tapi judul “Seasonal Love” sudah bocorkan kenyataannya—cinta yang datang seperti musim panas yang panas tapi cepat pudar. Di verse pertama, Kingston cerita ketemu cewek di klub, langsung klik dengan “good-good” chemistry, dan rela lempar uang tanpa pikir panjang. Tapi frasa “you’ve got that seasonal love” diulang seperti pengingat pahit bahwa hubungan ini tak lebih dari sementara.
Verse Wale tambah lapisan: “Couple feelings she caught up / Summer feelings, not autumn / I’m cold baby, I’m a winter.” Ia gambarkan bagaimana perasaan musim panas yang hangat berubah dingin saat musim berganti, dengan metafora hujan dan es yang bikin hubungan jadi basah kuyup tapi tak abadi. Bridge “She say bands make her dance, money make her cum” sindir halus soal materialisme yang bikin cinta terasa transaksional, bukan tulus.
Dampak Budaya dan Relevansi di 2025
Pada masanya, lagu ini sering diputar di pesta pantai dan playlist romansa musim panas, tapi video klipnya yang cerita on-off relationship bikin orang mikir dua kali. Sekarang, di era dating app di mana hubungan sering cuma “situationship” singkat, “Seasonal Love” meledak lagi di media sosial. Banyak yang pakai liriknya untuk cerita ghosting pasca-liburan atau breakup setelah musim dingin. Ini jadi pengingat bahwa cinta sementara memang menyenangkan, tapi yang beneran dicari adalah yang tahan badai—pesan yang makin relevan saat orang mulai capek sama hubungan instan.
Kesimpulan
“Seasonal Love” bukan cuma lagu radio catchy 2013. Sean Kingston feat. Wale berhasil tangkap kontradiksi cinta modern: keinginan punya pasangan abadi versus kenyataan hubungan yang datang pergi seperti musim. Di balik beat yang bikin goyang dan lirik yang playful, ada rasa rindu yang dalam untuk sesuatu yang lebih tahan lama. Lebih dari satu dekade kemudian, lagu ini tetap jadi soundtrack bagi siapa saja yang pernah merasakan panas musim panas di hati, tapi dinginnya musim gugur saat sendirian lagi—dan pengingat bahwa mungkin, cinta sejati memang yang bisa lewati empat musim tanpa pudar.

