Makna Lagu The Sound – The 1975. “The Sound” adalah single ketiga dari album I like it when you sleep, for you are so beautiful yet so unaware of it (2016) dan langsung jadi lagu paling upbeat yang pernah dibuat The 1975. Dengan piano house yang menggelegar, hook “I know when you’re around ‘cause I know the sound of your heart”, dan produksi yang terdengar seperti pesta besar, lagu ini mudah disalahartikan sebagai anthem cinta bahagia. Padahal, ini justru lagu tentang hubungan yang sudah mati tapi keduanya pura-pura masih hidup. BERITA BASKET
Hubungan yang Sudah Kosong: Makna Lagu The Sound – The 1975
Matty Healy menulis lagu ini dari sudut pandang dua orang yang tahu hubungan mereka sudah berakhir, tapi masih bertahan karena alasan-alasan dangkal: kenyamanan, ketakutan sendirian, atau sekadar tidak mau ribet. Baris “It’s not about reciprocation, it’s just all about me” adalah pengakuan paling jujur: ini bukan lagi soal saling mencintai, tapi soal ego dan kebiasaan. Mereka masih tidur bareng, masih keluar bareng, tapi hati sudah tidak ada lagi.
Ironi di Balik Musik yang Ceria: Makna Lagu The Sound – The 1975
Musiknya sengaja dibuat se-euforia mungkin: piano yang melonjak, brass yang meledak, dan chorus yang langsung nempel di kepala. Pilihan ini bukan tanpa maksud. Matty ingin lagu ini terdengar seperti lagu pop radio yang sempurna, karena itulah tepatnya hubungan mereka: terlihat sempurna dari luar, padahal sudah hampa dari dalam. Semakin besar produksinya, semakin terasa ironinya.
Baris-Barisan yang Paling Menusuk
- “I don’t regret it but I’m glad that we’re through” → mereka lega sudah selesai, tapi tetap bertahan karena belum siap lepas.
- “You’re cold and I burn” → satu orang sudah mati rasa, yang lain masih berusaha keras mempertahankan api yang sudah padam.
- “We’re dressed in black from head to toe, we’ve got guns hidden under our petticoats” → metafora bahwa mereka sudah siap perang kapan saja, tapi tetap berpura-pura damai di depan orang lain.
Semua baris itu diucapkan dengan nada senang, seolah-olah sedang merayakan, padahal isinya penuh kepahitan.
Pernyataan Band tentang Identitas Mereka
Di luar cerita cinta, “The Sound” juga adalah pernyataan The 1975 kepada kritikus yang sering bilang mereka terlalu pretentious atau terlalu pop. Matty seperti bilang: “Ya, kami tahu lagu ini terdengar sangat pop, sangat radio-friendly, dan kami sengaja membuatnya begitu. Kalian boleh benci kami karena itu, tapi kalian tetap akan nyanyi chorus-nya.” Dan memang terbukti: lagu ini jadi salah satu yang paling banyak diputar di konser, meski maknanya gelap.
Kesimpulan
“The Sound” adalah lagu tentang hubungan zombie yang masih berjalan karena takut mati. Musiknya pesta, liriknya pemakaman. Matty Healy berhasil membuat lagu yang bisa diputar di klub sambil orang-orang menari, padahal mereka sebenarnya sedang menari di atas kuburan cintanya sendiri. Itulah kejeniusan The 1975: mengemas kepahitan paling dalam ke dalam kemasan paling manis, sampai kamu baru sadar sudah ditusuk setelah lagu selesai. Dan chorus itu? Tetap akan kamu nyanyikan, meski tahu artinya sebenarnya “aku sudah tidak cinta lagi, tapi aku tetap di sini”.

